Jumat, 11 November 2016

Pilihan Puisi untuk Musikalisasi Puisi SEMANSA 4

PILIHAN PUISI (Musikalisasi Puisi)
Puisi Pilihan Musikalisasi Puisi
1.     Yang Tehempas dan yang Putus              Karya Chairil Anwar
2.     Sebuah Jaket Berlumur Darah                Karya Taufik Ismail
3.     Rajawali                                                     Karya W.S Rendra
4.     Nyanyian Akar Rumput                           Karya Wiji Tukul
5.     Subuh                                                        Karya Amir Hamzah
6.     Misteri                                                        Karya Edy Sukardi
7.     Hujan Badai                                              Karya Rustam Effendi
Puisi Wajib Musikalisasi Puisi
Tuhan Aku Mau Bertanya                            Karya Sinar Hadi







1

Yang Terampas dan Yang Putus

Karya:Chairil Anwar

Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

di Karet, di Karet (daerahkuy.a.d) sampai juga deru dingin

aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

1949




2
Sebuah Jaket Berlumur Darah
Karya: Taufik Ismail

Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah berbagi duka yang agung
Dalam kepedihan berahun-tahun

Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja

Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan 'Selamat tinggal perjuangan'
Berikrar setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang


Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan

1966



3

Sajak Rajawali

W.S Rendra


Sebuah
sangkar besi
tidak
bisa mengubah rajawali
menjadi
seekor burung nuri

Rajawali
adalah pacar langit
dan di dalam
sangkar besi
rajawali
merasa pasti
bahwa
langit akan selalu menanti

Langit
tanpa rajawali
adalah
keluasan dan kebebasan tanpa sukma
tujuh
langit, tujuh rajawali
tujuh
cakrawala, tujuh pengembara

Rajawali
terbang tinggi memasuki sepi
memandang
dunia
rajawali di sangkar
besi
duduk
bertapa
mengolah
hidupnya

Hidup
adala hmerjan-merjan kemungkinan
yang terjadi
dari keringat matahari
tanpa
kemantapan hati rajawali
mata
kita hanya melihat mata morgana


Rajawali terbang tinggi
membela
langit dengan setia
dania
akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar
langit yang durhaka




4

Nyanyian Akar Rumput

Karya: Wiji Tukul

Jalan raya dilebarkan
kami terusir
mendirikan
kampung
digusur
kami pindah-pindah
menempel di tembok-tembok
dicabut
terbuang

kami rumput
butuh
tanah
dengar!
Ayo gabung
ke kami
Biar
jadi mimpi buruk presiden!

Juli 1988



5
Subuh
Karya: Tengkoe Amir Hamzah

Kalau subuh kedengaran tabuh
semua sepi sunyi sekali
bulan seorang tertawa terang
bintang mutiara bermain cahaya

Terjaga aku tersentak duduk
terdengar irama panggilan jaya
naik gembira meremang roma
terlihat panji terkibar di muka

Seketika teralpa
masuk bisik hembusan setan
meredakan darah debur gemuruh
menjatuhkan kelopak mata terbuka

Terbaring badanku tiada berkuasa
tertutup mataku berat semata
terbuka layar gelanggang angan
terulik hatiku di dalam kelam

Tetapi hatiku, hatiku kecil
tiada terlayang di awang dendang
menanggis ia bersuara seni
ibakan panji tiada terdiri.




















6
Misteri
Karya: Edy Sukardi
Hidup penuh misteri
Kadang tak sesuai dengan kemauan
Dan kehendak hati
Hidup berjalan
Bagai datangnya matahari pagi
Bagai lenyapnya bulan
Di malam hari
Lantaran awan gelap yang menghalangi
Hingga cahayanya
Tak sampai ke bumi

Kalau begitu nikmati saja
Senang ata susah itu

Enak tidaknya sesuatu
Sangat bergantung
Pada sudut panang pribadi
Derita itu
Jika dilalui tak mengapa
Telapak kakimu
Tak akan luka
Tetapi kalo terus kau rasa-rasa
Pasti kau akan sakit hati dan menderita

Aku terus saja mengalir
Tertahan oleh bebatuan
Aku cari celah dan  jalan berbelok
Tertahan oleh timbunan sampah
Pelan pelan ku gerus

Dalam perjalanan pengabdian
Aku ingin sampai kemuara
Khusnul khotimah
Dan masuk sorga




7
Hujan Badai
Karya: Rustam Effendi

Bersabung kilat di ujung langit,
Gemuruh guruh, berjawab-jawaban,
Bertangkai hujan dicurah awan.
Mengabut kabut sebagai dibangkit.

Berhambur daun di badai angin,
Pakaian dahan, beribu-ribuan.
Berkalang kabut, tak ketentuan,
Menakut hati, menggoyangkan batin.

Begitu di dalam hidup,
Lebih hebat, lebih dahsyat, badai bersabung,
Lebih berkabut, bercabul topan, menggarung-garung.

Seorang tidak menolong kulud,
Hanya tetap, tidak goyang iman di jantung,
Yakin mengenal kepada Tuhan, itu tertulung.




PUISI WAJIB
Tuhan Aku Mau Bertanya
Karya : Sinar Hadi


Tuhan aku mau bertanya
Profesi mana yang lebih dihargai
guru atau dokter?
Tugas mana yang lebih mulia
guru atau tentara?
Kedudukan mana yang lebih tinggi
guru atau  anggota DPR?
Jabatan mana yang lebih dihormati
guru atau  menteri?
Tanggung jawab mana yang lebih berat
guru atau presiden?

Kalau profesi guru yang lebih dihargai
kalau tugas guru yang lebih mulia
kalau kedudukan guru yang lebih tinggi
kalau jabatan guru yng lebih dihormati
kalau tanggung jawab guru yang lebih berat
Mengapa kau biarkan mereka menempatkan aku dalam saku baju,
dalam plastik kresek, dalam bingkisan kado, dalam lingkaran cincin emas,
dalam ikatan jam di tangan, dalam amplop perjanjian naik kelas,
dalam sebungkus nasi padang, dalam sebungkus gudang garam atau jarum filter

Mengapa Kau biarkan mereka
mendorong aku ke bibir sumur kegelapan
dalam kegelisahan terdalam selama perjalanan waktu menuntut
Tuhan aku mau bertanya
sampai dimana aku Kau bawa pada batas waktu-Mu?