PILIHAN PUISI (baca Puisi)
1. Tuhan Aku Mau Bertanya karya
Sinar Hadi
2. Dari
seorang guru kepada muridnya karya Hartoyo Andangjaya
3. Bagaimana Kalau karya Taufik Ismail
4. Peringatan karya Wiji Tukul
5. Selamat
pagi Indonesia karya Sapardi Djoko Damono
6. Karawang
Bekasi karya Chairil Anwar
7. Pahlawan
tak dikenal karya Toto Sudarto Bachtiar
8. Indonesia, Aku Masih
tetap mencintaimu karya Ahmadun Yosi Herfanda
9. Lagu
dalam hujan karya Abdul Hadi W. M.
10. Negeriku karya
Mustofa Bisri
1
TUHAN AKU MAU BERTANYA
Karya : Sinar Hadi
Tuhan aku mau bertanya
Profesi mana yang lebih dihargai
guru atau dokter?
Tugas mana yang lebih mulia
guru atau tentara?
Kedudukan mana yang lebih tinggi
guru atau anggota
DPR?
Jabatan mana yang lebih dihormati
guru atau menteri?
Tanggung jawab mana yang lebih berat
guru atau presiden?
Kalau profesi guru yang lebih dihargai
kalau tugas guru yang lebih mulia
kalau kedudukan guru yang lebih tinggi
kalau jabatan guru yng lebih dihormati
kalau tanggung jawab guru yang lebih berat
Mengapa kau biarkan mereka menempatkan aku dalam saku
baju,
dalam plastik kresek, dalam bingkisan kado, dalam
lingkaran cincin emas,
dalam ikatan jam di tangan, dalam amplop perjanjian naik
kelas,
dalam sebungkus nasi padang, dalam sebungkus gudang garam
atau jarum filter
Mengapa Kau biarkan mereka
mendorong aku ke bibir sumur kegelapan
dalam kegelisahan terdalam selama perjalanan waktu
menuntut
Tuhan aku mau bertanya
sampai dimana aku Kau bawa pada batas waktu-Mu?
2
DARI SEORANG GURU KEPADA MURIDNYA
Karya : Hartoyo Andangjaya
Adakah yang ku punya anak-anaku
selain buku-buku dan sedikit ilmu
sumber pengabdianku kepadamu
kalau hari minggu kau datang kerumahku
aku takut, anak-anaku
kursi-kursi tua yang di sana
dan meja tulis sederhana
dan jendela-jendela yang tak pernah di ganti kainnya
semua padamu akan bercerita
tentang hidupku di rumah tangga
ah, tentang ini tak pernah aku bercerita
depan kelas, sedang menatap wajah-wajahmu remaja
horison yang selalu biru bagiku
karena ku tahu anak-anaku
engkau terlalu muda
engkau terlalu bersih dari dosa
utuk mengenal ini semua
selain buku-buku dan sedikit ilmu
sumber pengabdianku kepadamu
kalau hari minggu kau datang kerumahku
aku takut, anak-anaku
kursi-kursi tua yang di sana
dan meja tulis sederhana
dan jendela-jendela yang tak pernah di ganti kainnya
semua padamu akan bercerita
tentang hidupku di rumah tangga
ah, tentang ini tak pernah aku bercerita
depan kelas, sedang menatap wajah-wajahmu remaja
horison yang selalu biru bagiku
karena ku tahu anak-anaku
engkau terlalu muda
engkau terlalu bersih dari dosa
utuk mengenal ini semua
3
BAGAIMANA KALAU
Karya :
Taufik Ismail
Bagaimana
kalau dulu bukan khuldi yang dimakan Adam,
tapi
buah alpukat,
Bagaimana
kalau bumi bukan bulat
tapi
segi empat,
Bagaimana
kalau lagu Indonesia Raya kita rubah, dan kepada Koes Plus kita beri mandat,
Bagaimana
kalau ibukota Amerika Hanoi, dan ibukota Indonesia Monaco,
Bagaimana
kalau malam nanti jam sebelas, salju turun di Gunung Sahari,
Bagaimana
kalau bisa dibuktikan bahwa Ali Murtopo, Ali Sadikin
dan
Ali Wardhana ternyata pengarang-pengarang lagu pop,
Bagaimana
kalau hutang-hutang Indonesia dibayar dengan pementasan Rendra,
Bagaimana
kalau segala yang kita angankan terjadi,
dan
segala yang terjadi pernah kita rancangkan,
Bagaimana
kalau akustik dunia jadi sedemikian sempurnanya
sehingga
di kamar tidur kau dengar deru bom Vietnam,
gemersik
sejuta kaki pengungsi, gemuruh banjir
dan
gempa bumi serta
suara-suara
percintaan
anak muda, juga bunyi industri presisi dan margasatwa Afrika,
Bagaimana
kalau pemerintah diizinkan protes dan rakyat kecil mempertimbangkan protes itu,
Bagaimana
kalau kesenian dihentikan saja sampai di sini
dan
kita pelihara ternak sebagai pengganti
Bagaimana
kalau sampai waktunya kita tidak perlu bertanya bagaimana lagi.
1971
4
PERINGATAN
Karya :Wiji Tukul
Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa.
Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar.
Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam.
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!
(Wiji Thukul, 1986)
5
SELAMAT PAGI INDONESIA
Karya: Sapardi Djoko Damono
Selamat pagi,
Indonesia, seekor burung mungil mengangguk
dan menyanyi kecil buatmu.
aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,
dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam
kerja yang sederhana;
bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata yang sukar dan
tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.
selalu kujumpai kau di wajah anak-anak sekolah,
di mata para perempuan yang sabar,
di telapak tangan yang membatu para pekerja jalanan;
kami telah bersahabat dengan kenyataan
untuk diam-diam mencintaimu.
pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu
agar tak sia-sia kau melahirkanku.
seekor ayam jantan menegak, dan menjeritkan salam
padamu, kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya.
aku pun pergi bekerja, menaklukan kejemuan,
merubuhkan kesangsian,
dan menyusun batu-demi batu ketabahan, benteng
kemerdekaanmu pada setiap matahari terbit, o anak jaman
yang megah,
biarkan aku memandang ke Timur untuk mengenangmu
wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah berkilat,
para perepuan menyalakan api,
dan di telapak tangan para lelaki yang tabah
telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan pura-pura.
dan menyanyi kecil buatmu.
aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,
dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam
kerja yang sederhana;
bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata yang sukar dan
tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.
selalu kujumpai kau di wajah anak-anak sekolah,
di mata para perempuan yang sabar,
di telapak tangan yang membatu para pekerja jalanan;
kami telah bersahabat dengan kenyataan
untuk diam-diam mencintaimu.
pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu
agar tak sia-sia kau melahirkanku.
seekor ayam jantan menegak, dan menjeritkan salam
padamu, kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya.
aku pun pergi bekerja, menaklukan kejemuan,
merubuhkan kesangsian,
dan menyusun batu-demi batu ketabahan, benteng
kemerdekaanmu pada setiap matahari terbit, o anak jaman
yang megah,
biarkan aku memandang ke Timur untuk mengenangmu
wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah berkilat,
para perepuan menyalakan api,
dan di telapak tangan para lelaki yang tabah
telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan pura-pura.
6
KARAWANG BEKASI
Karya Chairil Anwar
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi
7
PAHLAWAN TAK DIKENAL
karya :Toto Sudarto Bachtiar
Sepuluh tahun
yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda.
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda.
9
LAGU DALAM HUJAN
Karya: Abdul Hadi W.M
Merdunya
dan merdunya
Suara
hujan
Gempita
pohon-pohonan
Menerima
serakan
Sayap-sayap
burung
Merdunya
dan merdunya
Seakan
busukan akar pohonan
Menggema
dan segar kembali
Seakan
busukan daungladiola
Menyanyi
dalam langsai-langsai pelangi biru
Memintas-mintas
cuaca
Merdunya
dan merdunya
Nasib
yang bergerak
Jiwa
yang bertempur
Gempita
bumi
Menerima
hembusan
Sayap-sayap
kata
Ya,
seakan merdunya suara hujan
Yang
telah menjadi kebiasaan alam
Bergerak
atau bergolak dan bangkit
Berubah
dan berpindah dalam pendaran warna-warni
Melintas
dan melewat dalam dingin dan panas
Merdunya
dan merdunya
Merdu
yang tiada bosan-bosannya
Melulung
dan tiada kembali
Seakan-akan
memijar api
10
NEGERIKU
Karya: Mustofa Bisri
mana ada negeri sesubur negeriku?
sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
perabot-perabot orang kaya didunia
sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
perabot-perabot orang kaya didunia
dan burung-burung indah piaraan mereka
berasal dari hutanku
ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku
emas dan perak perhiasan mereka
digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku
berasal dari hutanku
ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku
emas dan perak perhiasan mereka
digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku
mana ada negeri sekaya negeriku?
majikan-majikan bangsaku
memiliki buruh-buruh mancanegara
brankas-brankas ternama di mana-mana
menyimpan harta-hartaku
negeriku menumbuhkan konglomerat
dan mengikis habis kaum melarat
rata-rata pemimpin negeriku
dan handai taulannya
terkaya di dunia
majikan-majikan bangsaku
memiliki buruh-buruh mancanegara
brankas-brankas ternama di mana-mana
menyimpan harta-hartaku
negeriku menumbuhkan konglomerat
dan mengikis habis kaum melarat
rata-rata pemimpin negeriku
dan handai taulannya
terkaya di dunia
mana ada negeri semakmur negeriku
penganggur-penganggur diberi perumahan
gaji dan pensiun setiap bulan
rakyat-rakyat kecil menyumbang
negara tanpa imbalan
rampok-rampok diberi rekomendasi
dengan kop sakti instansi
maling-maling diberi konsesi
tikus dan kucing
dengan asyik berkolusi
penganggur-penganggur diberi perumahan
gaji dan pensiun setiap bulan
rakyat-rakyat kecil menyumbang
negara tanpa imbalan
rampok-rampok diberi rekomendasi
dengan kop sakti instansi
maling-maling diberi konsesi
tikus dan kucing
dengan asyik berkolusi
Masukkan komentar Anda...pengumuman yang masuk final puisi donk bang/pak
BalasHapus