PILIHAN PUISI
(Musikalisasi Puisi)
Puisi Pilihan Musikalisasi
Puisi
1.
Yang Tehempas dan
yang Putus Karya Chairil Anwar
2.
Sebuah Jaket
Berlumur Darah Karya Taufik Ismail
3.
Rajawali Karya W.S Rendra
4.
Nyanyian Akar
Rumput Karya Wiji Tukul
5.
Subuh Karya
Amir Hamzah
6.
Misteri Karya Edy Sukardi
7.
Hujan Badai Karya Rustam
Effendi
Puisi Wajib Musikalisasi Puisi
Tuhan Aku Mau Bertanya Karya Sinar Hadi
1
Yang Terampas dan Yang Putus
Karya:Chairil Anwar
Kelam dan angin
lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
di Karet, di Karet (daerahkuy.a.d) sampai juga deru dingin
aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang
tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku
1949
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
di Karet, di Karet (daerahkuy.a.d) sampai juga deru dingin
aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang
tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku
1949
2
Sebuah Jaket Berlumur Darah
Karya: Taufik Ismail
Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah berbagi duka yang agung
Dalam kepedihan berahun-tahun
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan 'Selamat tinggal perjuangan'
Berikrar setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?
Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang
Pesan itu telah
sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan
1966
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan
1966
3
Sajak Rajawali
W.S
Rendra
Sebuah sangkar besi
tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri
Rajawali adalah pacar langit
dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu menanti
Langit tanpa rajawali
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
tujuh langit, tujuh rajawali
tujuh cakrawala, tujuh pengembara
Rajawali terbang tinggi memasuki sepi
memandang dunia
rajawali di sangkar besi
duduk bertapa
mengolah hidupnya
Hidup adala hmerjan-merjan kemungkinan
yang terjadi dari keringat matahari
tanpa kemantapan hati rajawali
mata kita hanya melihat mata morgana
Rajawali terbang tinggi
membela langit dengan setia
dania akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka
membela langit dengan setia
dania akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka
4
Nyanyian Akar Rumput
Karya:
Wiji Tukul
Jalan raya dilebarkan
kami terusir
mendirikan kampung
digusur
kami pindah-pindah
menempel di tembok-tembok
dicabut
terbuang
kami rumput
butuh tanah
dengar!
Ayo gabung ke kami
Biar jadi mimpi buruk presiden!
Juli 1988
5
Subuh
Karya:
Tengkoe Amir Hamzah
Kalau subuh kedengaran tabuh
semua sepi sunyi sekali
bulan seorang tertawa terang
bintang mutiara bermain cahaya
Terjaga aku tersentak duduk
terdengar irama panggilan jaya
naik gembira meremang roma
terlihat panji terkibar di muka
Seketika teralpa
masuk bisik hembusan setan
meredakan darah debur gemuruh
menjatuhkan kelopak mata terbuka
Terbaring badanku tiada berkuasa
tertutup mataku berat semata
terbuka layar gelanggang angan
terulik hatiku di dalam kelam
Tetapi hatiku, hatiku kecil
tiada terlayang di awang dendang
menanggis ia bersuara seni
ibakan panji tiada terdiri.
6
Misteri
Karya: Edy Sukardi
Hidup penuh misteri
Kadang tak sesuai dengan kemauan
Dan kehendak hati
Hidup berjalan
Bagai datangnya matahari pagi
Bagai lenyapnya bulan
Di malam hari
Lantaran awan gelap yang menghalangi
Hingga cahayanya
Tak sampai ke bumi
Kalau begitu nikmati saja
Senang ata susah itu
Enak tidaknya sesuatu
Sangat bergantung
Pada sudut panang pribadi
Derita itu
Jika dilalui tak mengapa
Telapak kakimu
Tak akan luka
Tetapi kalo terus kau rasa-rasa
Pasti kau akan sakit hati dan menderita
Aku terus saja mengalir
Tertahan oleh bebatuan
Aku cari celah dan jalan berbelok
Tertahan oleh timbunan sampah
Pelan pelan ku gerus
Dalam perjalanan pengabdian
Aku ingin sampai kemuara
Khusnul khotimah
Dan masuk sorga
7
Hujan Badai
Karya: Rustam
Effendi
Bersabung kilat di ujung langit,
Gemuruh guruh, berjawab-jawaban,
Bertangkai hujan dicurah awan.
Mengabut kabut sebagai dibangkit.
Berhambur daun di badai angin,
Pakaian dahan, beribu-ribuan.
Berkalang kabut, tak ketentuan,
Menakut hati, menggoyangkan batin.
Begitu di dalam hidup,
Lebih hebat, lebih dahsyat, badai bersabung,
Lebih berkabut, bercabul topan, menggarung-garung.
Seorang tidak menolong kulud,
Hanya tetap, tidak goyang iman di jantung,
Yakin mengenal kepada Tuhan, itu tertulung.
PUISI WAJIB
Tuhan Aku Mau Bertanya
Karya : Sinar Hadi
Tuhan
aku mau bertanya
Profesi
mana yang lebih dihargai
guru
atau dokter?
Tugas
mana yang lebih mulia
guru
atau tentara?
Kedudukan
mana yang lebih tinggi
guru
atau anggota DPR?
Jabatan
mana yang lebih dihormati
guru
atau menteri?
Tanggung
jawab mana yang lebih berat
guru
atau presiden?
Kalau
profesi guru yang lebih dihargai
kalau
tugas guru yang lebih mulia
kalau
kedudukan guru yang lebih tinggi
kalau
jabatan guru yng lebih dihormati
kalau
tanggung jawab guru yang lebih berat
Mengapa
kau biarkan mereka menempatkan aku dalam saku baju,
dalam
plastik kresek, dalam bingkisan kado, dalam lingkaran cincin emas,
dalam
ikatan jam di tangan, dalam amplop perjanjian naik kelas,
dalam
sebungkus nasi padang, dalam sebungkus gudang garam atau jarum filter
Mengapa
Kau biarkan mereka
mendorong
aku ke bibir sumur kegelapan
dalam
kegelisahan terdalam selama perjalanan waktu menuntut
Tuhan
aku mau bertanya
sampai
dimana aku Kau bawa pada batas waktu-Mu?